Rabu, 21 Maret 2012

Artikel Pendidikan


Artikel Pendidikan
BEBAN BELAJAR DAN PEMBERIAN TUGAS KEPADA SISWA DALAM KTSP


Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi disebutkan bahwa  terdapat dua jenis sistem penyelenggaraan progran pendidikan di di semua jenjang dan jenis satuan pendidikan yaitu: (1) Sistem Paket dan (2) Sistem Kredit Semester.

Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan. Sedangkan Sistem Kredit Sementer  adalah  sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti setiap semester pada satuan pendidikan.

Pada Sistem Paket, beban belajar setiap mata pelajaran dinyatakan dalam Satuan Jam Pembelajaran, sedangkan pada Sistem Kredit Semester dinyatakan dalam Satuan Kredit Semester (SKS). Baik pada Sistem Paket maupun Sistem SKS, keduanya  memiliki 3  (tiga) komponen beban belajar yang sama, yaitu: (1) tatap muka; (2) penugasan terstruktur; (3) kegiatan mandiri tidak terstruktur, yang dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.
1.      Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik.
2.      Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik. Penugasan terstruktur termasuk kegiatan perbaikan, pengayaan, dan percepatan
3.      Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik.

Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada masing-masing satuan pendidikan ditetapkan sebagai berikut:
1.      SD atau yang sederajat berlangsung selama 35 menit, dengan jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu: (a)   kelas I s.d. III adalah 29 s.d. 32 jam pembelajaran dan (b)   kelas IV s.d. VI adalah 34 jam pembelajaran
2.      SMP atau yang sederajat berlangsung selama 40 menit, dengan jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu sebanyak  34 jam pembelajaran.
3.      SMA atau yang sederajat berlangsung selama 45 menit,  dengan jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu sebanyak  38 s.d. 39 jam pembelajaran.

Waktu untuk beban penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur  berlaku ketentuan sebagai berikut:
1.      Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi peserta didik pada SD atau yang sederajat maksimum 40% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.
2.      Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi peserta didik pada SMP atau yang sederajat maksimum 50% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.
3.      Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi peserta didik pada SMA atau yang sederajat maksimum 60% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.

Berbicara tentang pemberian tugas kepada siswa, kita akan diingatkan pada salah satu metode dalam pembelajaran yang dikenal dengan sebutan  Metode Pemberian Tugasatau Metode Resitasi. Mulyani Sumantri dkk (Yenrika Kurniati Rahayu, 2007) mengemukakan bahwa “Metode pemberian tugas atau penugasan diartikan sebagai suatu cara interaksi belajar mengajar yang ditandai dengan adanya tugas dari guru untuk dikerjakan peserta didik di sekolah ataupun di rumah secara perorangan atau berkelompok.
Selanjutnya, Djamarah (Yenrika Kurniati Rahayu, 2007) mengemukakan  tentang langkah-langkah yang harus diikuti dalam penggunaan metode pemberian tugas atau metode resitasi, yakni sebagai berikut:

1. Fase pemberian tugas
Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan:
§  Tujuan  yang akan dicapai
§  Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut.
§  Sesuai dengan kemampuan siswa
§  Ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa
§  Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.


2. Langkah pelaksanaan tugas
§  Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru
§  Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja
§  Diusahakan/dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain
§  Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematik.

3. Fase mempertanggungjawabkan tugas
§  Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang telah dikerjakan
§  Ada tanya jawab/diskusi kelas
§  Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun nontes atau cara yang lainnya.

Dari paparan di atas kita melihat bahwa pemberian tugas kepada siswa perlu disediakan waktu yang cukup. Untuk itu pemberian  tugas hendaknya proporsional. Artinya,  guru seyogyanya tidak memberikan tugas yang berlebihan alias terlalu membebani siswa. Perlu diingat bahwa dalam KTSP, ketentuan tugas yang  dibebankan kepada siswamaksimum hanya separuh dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.

Di atas juga dikemukakan bahwa dalam memberikan tugas  kepada siswa seyogyanya disesuaikan dengan kemampuan siswa  Oleh karena itu tantangan beban tugas kepada siswa hendaknya diberikan secara moderat. Artinya, dalam  memberikan  tugas kepada siswa diusahakan tidak terlalu sulit atau justru terlalu mudah untuk dikerjakan siswa.

Pemberian tugas yang terlalu mudah akan menyebabkan siswa menjadi kurang termotivasi dan cenderung menyepelekan. Sedangkan jika terlalu sulit dapat menimbulkan rasa frustasi, bahkan mungkin hanya akan menimbulkan kebencian terhadap mata pelajaran maupun terhadap guru yang  bersangkutan.

Hal ini tentu saja menjadi berseberangan dengan prinsip pembelajaran  menyenangkan (joyful learning)  yang saat ini sedang digelorakan dalam pendidikan kita

Artikel Pendidikan


Artikel Pendidikan
KONTRIBUSI KEGIATAN EKSTRA KELAS DI SEKOLAH


Kegiatan ekstra kelas adalah suatu kegiatan yang tidak terjadwal dalam mata pelajaran, yang sifatnya bukan intra kurikuler. Oleh karena itu, yang dicakup oleh kegiatan ekstra kelas adalah kegiatan ko kurikuler dan kegiatan ekstra kurikuler.  Kegiatan ko kurikuler adalah kegiatan yang tidak terjadwal dalam mata pelajaran, tetapi mempunyai pengaruh dan mendukung secara langsung terhadap kegiatan intra kurikuler. Sedangkan kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan yang tidak tercantum dalam jadwal mata pelajaran serta mempunyai pengaruh secara tidak langsung terhadap kegiatan kurikuler.

Baik kegiatan ko kurikuler maupun ekstra kurikuler, mempunyai kontribusi berarti bagi kesuksesan peserta didik di sekolah. Dalam kegiatan ini, peserta didik dapat berlatih aneka macam ketrampilan, menyalurkan minat dan hobi, berlatih berorgnaisasi, mengembangan kemampuan-kemampuan lain dan menyalurkan minat rekreasi dan memupuk kesegaran jasmani mereka. Dalam kegiatan ini juga, peserta didik dapat melatih ketrampilan sosial dan personalnya, di luar tugas penguasaan akademik sehari-hari, sebagaimana tuntutan intra kurikulernya. Bahkan lebih jauh, peserta didik dapat melatih kepekaan sosialnya, dan berlatih berbagai jenis kompetensi yang tidak dapat diakomodasi oleh kegiatan-kegiatan yang bersifat akademik.

Gorton (1991) menyebut kegiatan ekstra kelas dengan istilah spesific student activity program (program kegiatan khusus peserta didik). Menurut Gorton, kegiatan khusus tersebut, terdiri atas: program kegiatan olah raga (the atletic program), dewan peserta didik (the student council), dan koran peserta didik (the student newspaper). Lebih lanjut, Gorton (1991) memilah berbagai macam kegiatan yang secara umum diwadahi oleh program kegiatan khusus peserta didik, sebagaimana dapat dilihat dalam  tabel  berikut ini:

Student Government and Publications
Performance Groups
Clubs and Organization
Instramurals Boy’s and Girls’
Athletics Boys’ and Girls
Student Council
Student Newspaper
Student Yearbook
Others
Dramatics Instrumental
Vocal
Debate
Others
Chess Club
Photography Club
Literary Club
Frence Club
Others
Bowling Golf
Ping Pong
Others
Basketball
Swimming
Tennis
Others
Dalam implementasinya, ragam kegiatan ekstra kelas  peserta didik tersebut di atas tentu saja bukan hal yang mutlak, tetapi dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi  peserta didik  dan kondisi nyata sekolah.

Sementara itu, Burrup mengemukakan beberapa  kontribusi kegiatan ekstra kelas, sebagai berikut:
1. Kontribusi kegiatan ekstra kelas terhadap peserta didik:
§  Memberikan peluang kepada peserta didik untuk menentukan minat dan mengembangkan minat-minat baru (to provide opportunities for the persuit of established interests and the development of new interest).
§  Mendidik peserta didik untuk bertanggungjawab sebagai warga negara melalui pengalaman dan pemikiran, dengan stressing pada kepemimpinan, partisipasi, kerjasama dan aksi independen (to educate for citizenship through experiences and insight that stress leadership, fellowship, cooperation, and independent action).
§  Mengembangkan spirit dan moral (to develop school spirit and morale).
§  Memberi peluang kepada peserta didik dan remaja untuk memperoleh kepuasan kerja dalam kelompok (to provide opportunities to satisfying the gragorious urge of childrend and youth).
§  Meningkatkan moral dan pengembangan spiritual (to encourage moral and spiritual development).
§  Memperkuat kesehatan mental dan fisik peserta didik (to strengthen the mental and physical health of student).
§  Memberi peluang kepada peserta didik mengenal lingkungan dengan lebih baik (to provide for a well rounded of student).
§  Memperluas pergaulan peserta didik (to widen student contact).
§  Memberikan peluang kepada siswa untuk berlatih mengembangkan kreativitas dan kemampuannya dengan lebih penuh (to provide opportunities for student to exercize their creative capacities more fully).

2. Kontribusi kegiatan ekstra kelas terhadap perbaikan kurukulum:
§  Melengkapi dan memperkaya pengalaman kelas peserta didik (to supplement or enrich classroom experiences).
§  Mengeksplorasi pengalaman-pengalaman belajar baru yang mungkin dapat dipadukan dengan lebih tepat di dalam kurikulum (to explore new learning experiences which may ultimately be incorporated into curriculum).
§  Memberikan peluang kepada peserta didik untuk memanfaatkan bimbingan individual dan kelompok (to provide additional opportunity for individual and group guidance).
§  Memotivasi pengajaran di kelas (to motivate classroom instruction).
3. Kontribusi kegiatan ekstra kelas terhadap keefektifan administrasi sekolah:
§  Meningkatkan keefektifan kerja sama antar para siswa, guru-guru, staf administrasi dan supervisi (to foster more effective team work betwen student, faculty, and administrative and supervisory personnel).
§  Untuk lebih memperasatukan berbagai bagian dalam sekolah (to integrate more closely the several divisions of the school).
§  Untuk memberikan sedikit pengetahuan dalam rangka membantu para remaja dalam menggunakan waktu senggangnya (to provide less restricted opportunities designed to assist youth in the worth–while utilixation of their spare time).
§  Memberi peluang yang lebih baik kepada guru agar lebih mengerti kekuatan yang dapat memotivasi para siswa dalam memberikan respons terhadap berbagai situasi problematik yang mereka hadapi (to enable teachers to better understand the forces that motivate pupils to react as the to many of the problematic situation with which they are confronted).

4. Kontrubusi kegiatan ekstra kelas terhadap masyarakat:
§  Meningkatkan hubungan antara sekolah dengan masyarakat dengan cara yang lebih baik (to promote better school and community relation).
Mendorong masyarakat agar memberikan perhatian yang lebih besar guna membantu sekolah (to encourage greater community interest in an support of the school).

last child


Biodata Personil Last Child 


Nama: Ary ‘Ceper’
T.T.L: Jakarta, 3 Juni 1987
Alamat: Jl. Kebon Kelapa
Influence: Blink 182, Box Car Racer, Angels & Airwaves, Motion City Soundtrack, Secondhand Serenade, Green Day, Iron Maiden, Rancid, Gorillaz, The Long Beach Dub Allstars, Less Than Jake, all beat and kick.
Hobi: tidur, main bola, main musik, drink beer ‘n ice
Warna: hijau, kuning, hitam
Film favorit: Warkop DKI, Bad Boys
Buku favorit: semua yang membuat pintar
Cita-cita: membangun Last Child bersama





Nama: Gon (Virgoun)
T.T.L: Bekasi, 26 September 1986
Alamat: Jl. Kayu Manis 1 Lama
Influence: Blink 182, Motion City Soundtrack, We The Kings, Seconhand Serenade, Hellogoodbye, Paramore, New Years Day, Nufan
Hobi: musik, gitar, tidur, begadang, makan
Warna: hitam, cyan, kuning, merah maroon, dark brown
Film favorit: fiksi
Buku favorit: sastra
Cita-cita: jadi produser musik/punya label besar, jadi orang kaya, masuk surga, punya istri cantik, ngebahagiain orang tua n’ orang2 yang sayang sma gw, amiinn…




Nama: PanX (Dhimaz)
T.T.L: Jakarta, 13 Juli 1988
Alamat: Jl. Kebon Kelapa Raya
Influence: Blink 182, Box Car Racer, Angels & Airwaves, Motion City Soundtrack, Secondhand Serenade, Green Day, Rancid, Paramore, My Chemical Romance, Plus 44, Rocket Rockers, Fall Out Boy
Hobi: bernafas, tidur, playing football, screamin', shoutin', vocal harmony and crankin' up the bass guitar out loud
Warna: mejikuhibiniu
Film favorit: Warkop DKI, War of the Worlds
Buku favorit: apa ya?
Cita-cita: membuat ortu bahagia, masuk surga, sukses




Nama : Yodie
T.T.L : Jakarta, 8 Agustus 1985
Alamat : jl. gading raya rawamangun Jak-tim
Influence : rufio, slick shoes, greenroom, secondhell.comite of sunnday, RAFT, hyper sensitif, kuro, myname is, speak up, quick and easy, and..so on hehe